Sembeng Tedeng
Di atas meja kayu yang tak seberapa luas,
Terhampar dunia dalam bentuk berbeda,
Secangkir kopi mengepul perlahan,
Bau pahitnya merayu pagi yang dingin.
Di sebelahnya, buku terbuka setengah,
Kata-kata di dalamnya memanggil pelan,
Kisah yang membentang dari masa ke masa,
Menjadi teman setia di sela waktu.
Laptop menyala, layar penuh cahaya,
Tulisan-tulisan berbaris rapi, menanti disentuh,
Di sini ide bertemu teknologi,
Menganyam mimpi dalam dunia digital.
Secangkir kopi memberi jeda,
Saat pikiran butuh kehangatan sederhana,
Buku membawa imajinasi terbang,
Saat kenyataan terasa terlalu tajam.
Laptop menyambung jembatan,
Antara rencana dan kenyataan,
Di atas meja ini, semua berpadu,
Kopi, buku, dan laptop—duniaku yang utuh.
.
Komentar
Posting Komentar