Di pundakku, selendang songke menggantung,
menyatu dengan nafas tanah leluhur,
motif-motifnya melukis cerita,
tentang perjuangan, doa, dan cinta yang tak pernah usai.
Kain songke membalut tubuhku,
hitamnya adalah keteguhan hati,
benang-benang berwarna adalah harapan,
yang dirajut oleh tangan para ibu,
menghidupkan warisan dalam setiap helai.
Kemeja putihku bersaksi,
tentang niat tulus pemuda yang tak gentar,
warnanya melambangkan kemurnian mimpi,
untuk menjunjung tinggi adat dan masa depan.
Aku berdiri, pemuda dari Manggarai,
di antara bukit hijau dan nyanyian angin Flores.
Pakaian ini bukan sekadar kain,
tapi simbol perjuangan dan identitas,
jiwa muda yang tak melupakan akar.
Dalam balutan songke dan putihnya harapan,
aku melangkah menuju esok yang cerah,
membawa adat, membawa perubahan,
aku pemuda Manggarai, penjaga masa depan.
Komentar
Posting Komentar