Langsung ke konten utama

Malam Kesenian Natal Bersama UNIKA St. Paulus Ruteng di Stasi Ngkaer

Sembeng Tedeng 

Berita ini ditulis oleh Yohanes Alfiano Putra  dari Universitas Flores Ende, asal prodi sistem informasi 

Ngkaer, 25 Desember 2024 – Dalam semangat sukacita Natal, Stasi Ngkaer menyelenggarakan malam kesenian bertajuk “Natal Bersama”, yang diisi dengan berbagai penampilan seni dan budaya dari komunitas setempat dan mahasiswa UNIKA St. Paulus Ruteng. Acara ini berlangsung meriah di balai pertemuan Stasi Ngkaer dan dihadiri oleh umat dari berbagai kalangan.

Acara dimulai dengan doa pembuka dan sambutan hangat dari tokoh gereja setempat, yang mengingatkan pentingnya Natal sebagai momen refleksi dan persatuan. Kemudian, malam penuh makna ini diisi oleh beragam penampilan seni, di antaranya:

 Drama Inspiratif
Mahasiswa UNIKA St. Paulus Ruteng membawakan sebuah drama bertema “Pemuda yang Jatuh dalam Dosa”. Kisah ini mengangkat perjalanan seorang pemuda yang tersesat dalam kegelapan dosa, namun menemukan jalan kembali melalui kasih Tuhan. Drama ini penuh pesan moral, menyentuh hati para penonton, dan mengundang tepuk tangan meriah.

 Komedi Segar: Tinju Bencong
Tak hanya drama, mahasiswa UNIKA St. Paulus Ruteng juga menghadirkan hiburan yang mengundang gelak tawa melalui aksi komedi berjudul “Tinju Bencong”. Penampilan ini membawa suasana ceria di tengah malam kesenian.


Puisi Malam Suci
Anak-anak TKA dan PAUD dari Stasi Ngkaer tampil memukau dengan pembacaan puisi bertema “Malam Suci”. Dengan polos dan lugu, mereka menyampaikan pesan damai Natal yang menyentuh hati setiap hadirin.


Tarian Kolaborasi
Malam kesenian ditutup dengan tarian kolaborasi dari anak-anak Orang Muda Katolik (OMK) Stasi Ngkaer. Tarian ini menggabungkan gerakan tradisional dan modern, mencerminkan kekayaan budaya serta semangat persaudaraan dalam komunitas.



Acara ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi ajang kebersamaan dan refleksi akan makna Natal. Kehangatan suasana dan semangat gotong royong dari berbagai elemen masyarakat menunjukkan harmoni yang menjadi inti dari perayaan ini.

Selamat Natal dan Tahun Baru!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku di bangku kuliah

Sembeng Tedeng  Aku duduk di sini, di bangku kuliah, Di antara mimpi-mimpi yang melayang, Menyusun masa depan dalam lembaran kertas, Menyerap ilmu yang terkadang terasa jauh dari hati. Kampus adalah panggung dunia kecilku,l Tempat aku belajar tentang makna kehidupan, Bukan hanya dari buku, Tapi dari tawa, air mata, dan persahabatan. Dosen berbicara tentang teori dan logika, Namun hidup mengajarkan rasa dan dilema. Di balik tugas yang menumpuk dan jadwal yang padat, Aku belajar arti tekad dan kesabaran yang hebat. Kadang aku merasa lelah, Tertatih dalam perjalanan panjang, Namun di sela lelah, ada harapan yang terus berpendar, Bahwa ilmu ini adalah jembatan menuju cita-cita besar. Di sini, aku bukan hanya belajar, Aku tumbuh, aku mencari, Jati diriku yang terselip di antara rapatnya ruangan, Dan mimpi yang terbentuk dalam langkah pelan. Aku di bangku kuliah, Bukan sekadar mahasiswa yang hadir dan absen, Tapi seorang pejuang masa depan, Yang melangkah pasti, meski kadang ...

Aku Hanya Laki Laki Biasa

Sembeng Tedeng  Randi hanyalah lelaki biasa, tak memiliki banyak harta atau jabatan. Hidupnya sederhana, bekerja sebagai teknisi listrik di sebuah kota kecil. Setiap pagi, ia bangun dini hari, menyeduh kopi hitam, lalu berangkat mencari rezeki. Dalam hidupnya, hanya ada satu hal yang ia anggap paling berharga: Nirmala, istrinya. Nirmala adalah wanita cantik, ceria, dan penuh pesona. Randi tak pernah mengira ia bisa menikahi perempuan seindah Nirmala. Meski sering merasa dirinya tak cukup pantas, Randi berusaha menjadi suami yang baik. Namun, pernikahan mereka perlahan berubah menjadi dingin. Nirmala mulai sering pulang larut malam. Ia berkata sedang bekerja lembur di sebuah kantor yang baru ia masuki. Tapi Randi mulai curiga saat melihat perubahan sikap istrinya. Nirmala lebih sering sibuk dengan ponselnya, tersenyum sendiri saat menerima pesan. Suatu malam, ketika Nirmala tertidur, Randi tanpa sengaja melihat notifikasi pesan di layar ponsel istrinya. Nama yang muncul ...

Kain Songke, Selendang Songke, dan Kemeja Putih Simbol Pemuda yang Berjuang

Sembeng Tedeng Di pundakku, selendang songke menggantung, menyatu dengan nafas tanah leluhur, motif-motifnya melukis cerita, tentang perjuangan, doa, dan cinta yang tak pernah usai. Kain songke membalut tubuhku, hitamnya adalah keteguhan hati, benang-benang berwarna adalah harapan, yang dirajut oleh tangan para ibu, menghidupkan warisan dalam setiap helai. Kemeja putihku bersaksi, tentang niat tulus pemuda yang tak gentar, warnanya melambangkan kemurnian mimpi, untuk menjunjung tinggi adat dan masa depan. Aku berdiri, pemuda dari Manggarai, di antara bukit hijau dan nyanyian angin Flores. Pakaian ini bukan sekadar kain, tapi simbol perjuangan dan identitas, jiwa muda yang tak melupakan akar. Dalam balutan songke dan putihnya harapan, aku melangkah menuju esok yang cerah, membawa adat, membawa perubahan, aku pemuda Manggarai, penjaga masa depan.