Sembeng Tedeng
Di setiap langkah, aku terjatuh,
kata-kata tajam menusuk tanpa ampun,
seperti pisau yang mengiris hati,
mereka tertawa, dan aku terdiam, terluka.
Aku hanya ingin jadi diri sendiri,
tapi mereka menjadikan aku sasaran,
kata-kata hina mengalir deras,
menjadi kenangan pahit yang tak bisa hilang.
Mereka bilang aku lemah,
tak berharga, tak pantas ada,
tapi mereka tak tahu,
setiap kata yang mereka lontarkan
adalah luka yang menggores jiwa.
Di dalam malam aku menangis,
sendiri, tak ada yang mendengar,
hanya bisu dan gelap yang mengerti,
betapa sakitnya hidup yang terpinggirkan.
Aku ingin berteriak,
tapi suaraku terkunci,
dalam kebisuan yang memekik di dalam dada,
karena mereka tak pernah tahu,
betapa besar beban yang kutanggung sendirian.
Aku di buli,
tapi aku masih berharap,
suatu saat nanti,
akan ada yang melihat,
dan memberikan aku harapan baru,
untuk melanjutkan hidup ini,
tanpa rasa malu dan takut.
Komentar
Posting Komentar