Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Hujan Kau Curang

Sembeng Tedeng   Hujan, kau curang— Rintikmu memaksaku kembali pada bilik dimensi pilu atas kejadian kala dulu, dan kini aku memaknai sebagai sendu. Kau turun perlahan, seperti kenangan yang tak pernah usai mengetuk, membasahi relung batin yang selama ini kututup rapat dengan pura-pura kuat. Ada aroma tanah basah yang menyamar sebagai kenyamanan, padahal sesungguhnya ia adalah pintu yang kau dobrak untuk menjemput luka-luka lama. Hujan, mengapa kau selalu tahu waktu yang paling lemah untuk datang? Saat aku telah berdamai dengan sunyi, kau hadir membawa gema nama yang telah lama kutelan dalam diam. Setiap tetesmu adalah gema langkahnya, setiap anginmu adalah bisikan yang dulu meninabobokan jiwaku. Kini semua itu kembali, tak diundang, tapi tak bisa kutolak. Aku berjalan di bawahmu, tanpa payung, tanpa arah, hanya berusaha menyatu agar tangisku tak tampak mencolok di antara derasmu. Langit kelabu seakan paham, ia menyembunyikan mentari agar aku bebas menumpahkan sesak tan...

"Aku Pria yang Biasa Saja, Penampilan Sederhana, Tak Punya Apa-Apa, Bagaikan Senja yang Tak Berwarna, Sering Diabaikan oleh Apa pun Itu"

Sembeng Tedeng   Aku hanyalah pria yang biasa saja, tak tinggi, tak gagah, tak rupawan rupa. Langkahku tak gagah, tuturku sederhana, tak banyak yang sudi mendengar cerita. Pakaianku bukan hasil butik ternama, hanya kain yang cukup untuk menutup rasa, sepatu yang tak baru, jam tangan lama, tak ada kilau, tak ada istimewanya. Tak kuasai dunia, tak kugenggam kuasa, dompetku tipis, impianku sederhana. Orang berkata: hidup harus mengejar cahaya— tapi aku berjalan di bayang-bayangnya. Aku bukan lelaki yang membuat mata terpaku, tak dikenal dalam riuh pertemuan, namaku bukan tajuk berita hanya hadir, dan kerap tak disapa. Seperti senja yang tak membawa warna, yang tak jingga, tak merah, tak biru langit tua— hanya langit kusam, nyaris tak bersuara, yang hadir namun tak ditunggu siapa-siapa. Orang menoleh pada pelangi, menunggu cahaya jatuh di ufuk pagi. Tapi tak ada yang ingin menulis tentang aku, yang bagai senja pudar di sudut waktu. Aku tahu rasanya menjadi angin, yang menye...